Perkuliahan 6
1.
Perkuliahan 6 (23 Oktober 2020),
2.
Matakuliah: Keamanan Sistem Komputer
C31040319,
Kriptografi
Kriptografi
adalah ilmu mengenai teknik enkripsi dimana “naskah asli” (plaintext) diacak
menggunakan suatu kunci enkripsi menjadi “naskah acak yang sulit dibaca”
(ciphertext) oleh seseorang yang tidak memiliki kunci dekripsi. Dekripsi
menggunakan kunci dekripsi bisa mendapatkan kembali data asli. Probabilitas
mendapat kembali naskah asli oleh seseorang yang tidak mempunyai kunci dekripsi
dalam waktu yang tidak terlalu lama adalah sangat kecil.
Teknik enkripsi
yang digunakan dalam kriptografi klasik adalah enkripsi simetris dimana kunci
dekripsi sama dengan kunci enkripsi. Untuk public key cryptography, diperlukan
teknik enkripsi asimetris dimana kunci dekripsi tidak sama dengan kunci
enkripsi. Enkripsi, dekripsi dan pembuatan kunci untuk teknik enkripsi
asimetris memerlukan komputasi yang lebih intensif dibandingkan enkripsi
simetris, karena enkripsi asimetris menggunakan bilangan – bilangan yang sangat
besar. (Kromodimoeljo, 2010).
Sejarah Kriptografi
Kriptografi
menurut catatan sejarah telah eksis sejak masa kejayaan Yunani atau kurang
lebih sekitar tahun 400 Sebelum Masehi. Alat yang digunakan untuk membuat pesan
tersembunyi di Yunani pada waktu itu disebut Scytale. Scytale berbentuk
batangan silinder dengan kombinasi 18 huruf.
Pada masa Romawi, di bawah kekuasaan
Julius Caesar, penggunaan kriptografi semakin intens karena pertimbangan
stabilitas negara. Meski teknik yang digunakan tak serumit Yunani, namun untuk
memahami pesan kriptografi dari masa Romawi terbilang cukup sulit untuk
dikerjakan.Berdasarkan aspek historis kriptografi di atas, baik kriptografi
klasik maupun modern keduanya memiliki kesamaan prinsip yang besar dan tidak
dapat disangsikan lagi, yakni tujuan kriptografi adalah keamanan. Itulah
layanan yang disediakan kriptografi tanpa peduli dari masa mana kriptografi
dibuat.
Melalui layanan keamanan yang
disediakan oleh jenis kriptografi tersebut, berbagai teks penting dapat terjaga
kerahasiaannya dan keotentikannya, sehingga antar pihak yang berkorespondensi
bisa saling menaruh kepercayaan. Kecuali apabila teknik pembuatan kriptografi
bocor ke pihak yang tidak dikehendaki.
Tujuan
Kriptografi
Setiap penggunaan sesuatu pasti ada
tujuannya. Begitu pula dengan penggunaan kriptografi. Disini penulis akan
membahas tujuan dari penggunaan kriptografi . Ada empat tujuan dari kriptografi
ini, yang dimana tujuan ini untuk mengamankan aspek keamanan informasi yaitu :
1.
Kerahasiaan (Confidentiality)
Kerahasiaan adalah tujuan pertama dari penggunaan
cryptography . Tentu sejak awal menggunakan kriptografi agar rahasia yang ada pada data atau pesan
yang dikirimkan agar terjaga rahasianya. Hanya pengirim pesan dan penerima
pesan yang mengetahui isi data atau pesan tersebut. Semakin rahasia sebuah
pesan sebaiknya semakin tinggi pula tingkat kesulitan dari enkripsi yang
dilakukan.
2.
Integritas Data (Integrity)
Integritas data berhubungan dengan keaslian data atau pesan
yang dikirimkan. Tujuan kriptografi adalah menjamin data atau pesan yang
dikirimkan masih asli atau sama dengan yang dikirim olep pengirim pesan dengan
yang diterima oleh penerima pesan. Bentuk santi atau kode kriptografi hanya
diketahui oleh pengirim dan penerima pesan, maka hanya pengirim dan penerima
pesan yang tahu apakah pesan data tersebut asli atau tidak. Jika sandi atau
kode digunakan oleh pihak lain maka jaminan pesan tersebut asli bisa diragukan.
Karena bentuk dari jaminan integritas ini adalah pesan yang dikirimkan bebas
dari penyisipan, penghapusan, perubahan data ke dalam bentuk yang lain.
Sehingga data yang diterima benar benar sama dengan yang dikrimkan.
3.
Autentikasi (Authentication)
Autentikasi merupakan salah satu dari aspek keamanan
teknologi informasi yang sangat penting. Mengapa? Karena autentikasi adalah
bentuk pengenalan bahwa pesan yang dikirim benar benar dari si pengirim pesan
yang kita butuhkan pesannya. Karena bisa saja seseorang mengirim pesan yang
bukan dari pengirim yang kita kehendaki. Dalam kriptografi autentikasi ini berfungsi sebagai pengenal bahwa pengirim dan
pesan yang dikirim merupakan benar benar yang diinginkan. Karena seseorang bisa
menyamar untuk menjadi pengirim dan mengirimkan pesan yang salah. Adapun yang
diautentikasi seperti siapa pengirimnya, pesan apa yang dikirim, panjang pesan,
waktu pengiriman dan lain lain. Jika suatu pesan tidak sama maka bisa
dipastikan bahwa pesan terebut tidak lolos dari uji autentikasi.
4.
Non Repudiasi (Non Repudiation)
Non repudiasi adalah salah satu aspek keamanan teknologi
informasi yang penting. Dimana non repudiasi adalah bentuk bukti bahwa kita
melakukan sesuatu yang tersimpan jejaknya dalam bentuk digital. Non repudiasi
berarti tidak ada penyangkalan. Yaitu tidak ada penyangkalan terhadap apa yang
telah dilakukan. Karena sudah ada bukti yang kuat. Maka aspek ini selain sangat
bermanfaat tapi juga sangat berbahaya karena jika ada seseorang yang ingin
menjebak kita maka kita bisa menjadi korban dari keamanan teknologi informasi.
Untuk menghindari jadi korban terebut bisa baca di artikel ini ya..
5.
Pertukaran Kunci (Key Exchange)
Key exchange merupakan bentuk pertukaran yang memungkinkan
seseorang bisa menukarkan atau memberikan data secara aman tanpa diketahui oleh
pihak ketiga. Seseorang yang memiliki kunci bisa menukar dan memiliki data atau
pesan yang ada.
Algoritma
Kriptografi
Dalam kriptografi, Stream cipher dan Block cipher adalah dua
algoritma enkripsi / dekripsi yang termasuk dalam keluarga cipher kunci
simetris. Biasanya cipher mengambil teks biasa sebagai input dan menghasilkan
ciphertext sebagai output. Blok cipher mengenkripsi blok bit dengan panjang tetap
menggunakan transformasi yang tidak bervariasi. Cipher stream mengenkripsi
aliran bit dengan panjang yang bervariasi dan menggunakan transformasi yang
berbeda pada setiap bit.
Stream Cipher
Aliran sandi milik keluarga kunci sandi simetris. Stream
cipher menggabungkan bit teks biasa dengan stream bit sandi pseudorandom dengan
penggunaan operasi XOR (eksklusif-atau). Cipher stream mengenkripsi digit teks
biasa satu per satu dengan berbagai transformasi untuk digit berturut-turut.
Karena enkripsi setiap digit tergantung pada kondisi mesin cipher saat ini,
stream cipher juga dikenal sebagai cipher negara. Biasanya, bit / gigitan
tunggal digunakan sebagai digit tunggal. Untuk menghindari masalah keamanan,
harus dipastikan bahwa kondisi awal yang sama tidak digunakan lebih dari
sekali. Stream cipher yang paling banyak digunakan adalah RC4.
Block Cipher
Block cipher adalah cipher kunci simetris lainnya. Cipher
blok beroperasi pada blok (kelompok bit) dengan panjang tetap. Blok cipher
menggunakan transformasi tetap (tidak berubah) untuk semua digit di blok.
Misalnya, ketika blok x-bit teks biasa (bersama dengan kunci rahasia)
disediakan sebagai input ke mesin blok cipher, ia menghasilkan blok x-bit
ciphertext yang sesuai. Transformasi aktual tergantung pada kunci rahasia.
Demikian pula, algoritma dekripsi memulihkan blok x-bit asli dari plaintext
menggunakan blok x-bit dari ciphertext dan kunci rahasia di atas sebagai input.
Dalam hal pesan input terlalu panjang dibandingkan dengan ukuran blok, itu akan
dipecah menjadi blok dan blok-blok ini akan (secara individu) dienkripsi
menggunakan kunci yang sama. Namun, karena kunci yang sama digunakan, setiap
urutan berulang dalam teks biasa menjadi urutan berulang yang sama dalam teks
sandi, dan ini dapat menyebabkan masalah keamanan. Cipher blok yang populer
adalah DES (Data Encryption Standard) dan AES (Advanced Encryption Standard).
Algoritma
Kriptografi Hibrid
Kriptografi hibrida merupakan
algoritma yng memanfaatkan dua tingkatan kunci yaitu kunci rahasia simetris
dengan satu kunci (session key) dan enkripsi asimetris dengan sepasang kunci
(public/private key) kriptografi hibrida diharapkan akan memberi keamanan yang
lebih baik terhadap pengiriman informasi dengan rasio ukuran dan waktu proses
enkripsi yang lebih baik sehingga bandwith jaringan yang digunakan relatif
kecil.
3 Tahap Proses Kriptografi Hibrid
Dalam fase 1 dari suatu algoritma,
AES telah digunakan; dalam fase 2, DES telah digunakan; dan pada fase terakhir,
m-RSA telah digunakan, dan ketiga fase tersebut dijalankan secara paralel.
Algoritma yang diusulkan dibandingkan dengan teknik yang ada dalam hal waktu
eksekusi total dan waktu dekripsi, dan telah dianalisis bahwa algoritma yang
diusulkan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan algoritma yang
ada.
Teknik Dasar Dalam Kriptografi
1. Subtitusi
Pada subtitusi, kita akan
mengganti sebuah karakter dengan karakter lainnya, biasanya pengubahan karakter
ini ditentukan oleh pembuat pesan yang tentunya harus dimengerti oleh penerima
pesan.
2. Bloking
Pada bloking, pengguna
akan membuat sebuah blok yang akan membagi plaintext ke dalam beberapa blok yang
sudah dibuat oleh pengguna yang hanya dapat dimengerti oleh penerima pesan.
3. Permutasi
Pada permutasi, pembuat pesan
akan merotasikan/memutarkan karakter dalam sebuah kalimat yang telah dibuat
sesuai dengan aturan. Aturan ini hanya dapat dimengerti oleh pembuat dan
penerima pesan.
4. Ekspansi
Pada ekspansi, pembuat pesan
akan membuat sebuah pesan yang akan diperpanjang. Biasanya, huruf konsonan atau
bilangan ganjil akan ditambahkan "-an" pada bagian belakang dan huruf
paling depan pada kata itu pun dijadikan didepan "-an" tadi. Dan pada
huruf vokal atau bilangan genap, bagian paling belakang akan ditambahkan
"-i".
5. Pemampatan.
Pada pemampatan, sebuah pesan
akan dibagi sesuai dengan aturan pembuat pesan. Dimana setiap beberapa
huruf/karakter biasanya akan diberikan sebuah batasan. Pada batasan tersebut
nantinya ada karakter yang dihalangkan. Setelah dihilangkan pesan akan
dimampatkan. Setelah pesan dimampatkan, pesan akan digabungkan antara pesan
yang akan dimampatkan dan pesan yang hilang tadi. Biasanya pesan tersebut
dihubungkan dengan tanda "&" atau "*" sebagai
pembeda/kode antara pesan yang dihilangkan dan pesan yang dimampatkan.
Comments
Post a Comment